Laman

Rabu, 25 Juni 2014

Cara Hewan Melindungi Diri dari Musuhnya

Semua hewan memiliki cara tersendiri untuk melindungi diri dari serangan musuhnya, cara yang mereka lakukanpun sangatlah unik, contohnya adalah seperti hewan-hewan dibawah ini :

1. Bunglon


Bunglon melindungi diri dari musuhnya dengan cara mengubah warna tubuhnya sesuai dengan tempat ketika hewan ini berada. Kemampuan mengubah warna pada tubuh bunglon ini disebut mimikri.


2. Walang Sangit

 

Walang sangit merupakan hama bagi tanaman padi, oleh karena itu banyak petani yang menyingkirkan walang sangit dengan cara menyemprotkan obat pembasmi walang sangit pada tanaman padi mereka. Namun, walang sangit memiliki cara untuk melindungi diri dari serangan musuhnya dan dari serangan para petani, yaitu dengan cara mengeluarkan bau yang sangat menyengat dari tubuhnya sehingga musuh-musuhnya pergi menjauhi diri dari walang sangit.

3. Kalajengking


Kalajengking melindungi diri dari musuhnya dengan menggunakan sengatnya, mereka akan mengeluarkan racun yang sangat mematikan untuk melumpuhkan musuh ataupun mangsanya.

4. Cicak






Cicak melindungi diri dari musuhnya dengan cara memutuskan ekornya. Jika cicak diserang oleh musuhnya maka ekor cicak akan putus dan bergerak-gerak sehingga musuh mengira ekor tersebut adalah si cicak. Kemampuan memutuskan ekor pada cicak disebut autotomi.

5. Harimau


Harimau merupakan hewan carnivora (pemakan daging). Hewan ini melindungi diri dari musuhnya dengan cara menggunakan kuku dan giginya yang tajam.  Bukan hanya harimau yang menggunakan ketajaman dari  kuku dan giginya, anjing, singa, dan srigala juga menggunakan kuku dan gigi untuk melindungi diri dari serangan musuhnya.

Nah teman, itulah cara beberapa hewan untuk melindungi diri dari serangan musuhnya...kita sebagai manusia harus melindungi hewan-hewan tersebut agar tidak punah dan jangan pernah memburu hewan-hewan yang ada di Indonesia hanya demi keuntungan pribadi...



Kamis, 12 Juni 2014

Pemahaman Dasar Bahasa Madura ( HANACARAKA )


Arti

  • Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaan).
  • Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.
  • Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.
  • Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.

Makna Huruf HANACARAKA

  • Ha Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci
  • Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi
  • Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal
  • Ra Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani
  • Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam
  • Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya
  • Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup
  • Sa Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan
  • Wa Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas
  • La Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi
  • Pa Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah
  • Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar
  • Ja Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya
  • Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi
  • Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan
  • Ma Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi
  • Ga Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani
  • Ba Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam
  • Tha Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan
  • Nga Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi manusia

Kisah AJISAKA

ha na ca ra ka Dikisahkanlah tentang dua orang abdi yang setia. da ta sa wa la Keduanya terlibat perselisihan dan akhirnya berkelahi. pa da ja ya nya Mereka sama-sama kuat dan tangguh ma ga ba tha nga Akhirnya kedua abdi itu pun tewas bersamaAksara Jawa ha-na-ca-ra- ka mewakili spiritualitas orang Jawa yang terdalam: yaitu kerinduannya akan harmoni dan ketakutannya akan segala sesuatu yang dapat memecah-belah harmoni. Konon aksara Jawa ini diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang setia.Dikisahkan Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan mewanti-wanti: janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali dirinya sendiri: Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur. Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti: jangan sekali-kali kembali ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas bersama: hanya karena tidak ada dialog di antara mereka padahal sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama: yaitu memegang teguh amanat junjungannya.

Batang


Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
  1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf (simetri radial).
  2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah muncul tunas yang membentuk cabang batang, daun, atau akar.
  3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
  4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
  6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan merupakan tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.



Pada umumnya batang mempunyai sifat – sifat berikut :
  • Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
  • Terdiri atas ruas – ruas yang masing – masing dibatasi oleh buku – buku, dan pada buku – buku inilah terdapat daun.
  • Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya bersifat fototrop/ heliotrop.
  • Selalu bertambah panjang diujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  • Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang – kadang cabang atau ranting yang kecil.
  • Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :
  • Mendukung bagian – bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu : daun, bunga dan buah.
  • Dengan percabangannya memperluas asimilasi.
  • Jalan pengangkutan air dan zat – zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan hasil – hasil asimilasi dari atas kebawah.
  • Menjadi tempat penimbunan zat – zat makanan cadangan.

Daun


Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang berperan penting dalam proses pertumbuhan pada tumbuhan, umumnya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil, dan berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari yang digunakan untuk berfotosintesis. Daun disebut sebagai organ terpenting bagi tumbuhan karena tumbuhan merupakan organisme autotrof obligat, yaitu untuk melangsungkan hidupnya tumbuhan harus memasok energinya sendiri melalui perubahan energi cahaya matahari menjadi energi kimia (fotosintesis).

Morfologi

Bentuk daun sebenarnya banyak sekali, namun pada umumnya daun berupa helaian tipis dan tebal. Bentuk dasarnya membulat, dengan beberapa varians menjari, elips dan memanjang. Ada juga daun yang berduri, pada umumnya hidup di daerah kering, seperti kaktus, sukulen, xerofit,dll. Disini tumbuhan berduri tak memerlukan fotosintesis karena mereka mengalami peralihan fungsi dari tempat penyimpan energi menjadi tempat penyimpan air.

Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil. Klorofil merupakan senyawa pigmen yang sangat berperan dalam proses fotosintesis daun. Ada juga pigmen yang lainnya yaitu karoten (jingga), xantofil (kuning), antosianin (merah,biru,ungu, tergantung pada derajat keasaman).

Fungsi Daun pada umumnya 

-Tempat terjadinya fotosintesis.
Pada tumbuhan dikotil, tempat fotosintesisnya berada di jaringan parenkim palisade, sedangkan untuk tumbuhan monokotil, fotosintesisnya terjadi pada jaringan spons.

-Sebagai organ pernapasan. 
Organ Pernafasan daun yaitu stomata, yang berfungsi sebagai organ respirasi

-Tempat terjadinya transpirasi.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas

-Tempat terjadinya gutasi.
Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun .

-Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tumbuhan cocor bebek.

Daur Hidup Kecoak


Daur hidup kecoak dimulai dari telur, kemudian menetas menjadi lipas muda. Bentuknya mirip dengan kecoak dewasa bedanya tidak bersayap. Kecoa muda tumbuh menjadi dewasa. Kecoak tidak melalui tahap pupa, oleh karena itu metamorfosis kecoak tidak sempurna. Kecoak dewasa memiliki sayap dan dapat terbang. Kecoak bertelur diair kotor. Dari sini daur hidup kecoak dimulai lagi. Again and again....